Pages

Jumat, 25 April 2014

Masa-Masa PKL


Assalamualaikum Wr. Wb :D
Sebenernya saya sudah lama sekali ingin menulis hal ini tapi entah mengapa godaan selalu saja ada yang datang. Tapi pada akhirnya saya menulis ini juga.

Tanggal 17 Februari 2014 lalu saya memulai aktifitas semester 6 saya dengan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Sebelum PKL saya sempat berencana ingin PKL ke berbagai tempat, tadinya ingin di salah satu kantor milik negara, tapi di lembar pengajuan sudah ada yang terlebih dulu di sana, jadilah saya mencari tempat lagi. Pasangan PKL pertama saya adalah Dewin, saya sudah sempat mencari tau berbagai informasi tempat, namun entah bagaimana ceritanya saya jadi bersama Angel. Saya dan Angel pun sudah berkelana mencari tempat PKL yang sekiranya memang bisa dijadikan tempat PKL. NamuN, ayah saya menyarankan saya di Polres saja tidak usah keman-kemana supaya dekat dari rumah juga. Saya pun membuat surat pengajuan PKL di Polres atas nama diri saya sendiri. Saya menjadikannya sebagai cadangan, kalau-kalau nanti memang benar tidak dapat tempat. Sekian lama menunggu konfirmasi, dan benar saja saya dan angel ditolak di satu perusahaan dan diterima di salah satu bank namun tak diizinkan oleh kampus karna sudah ada duluan yang di sana. Ya mau bagaimana lagi, akhirnya saya memang harus di Polres. Seminggu sebelum ujian kompetensi, Angel tak kunjung mendapatkan tempat PKL akhirnya dia meminta ikut dengan saya. Dengan permohonan dari Ayah saya kepada pihak polres akhirnya dia diizinkan untuk PKL dengan saya.

Jumat, 18 April 2014

Aku Hanya Bisa

Aku hanya bisa diam dan memandanginya dari kejauhan ketika aku jatuh cinta.

Aku hanya bisa berbahagia sendiri saja saat menatap ia yang kucintai tertawa begitu lepasnya.

Aku hanya bisa tersipu malu dan menahan merah raut muka ketika mereka mengetahui bahwa aku menyukainya.

Aku hanya bisa menahan gejolak rasa yang sangat bahagia ketika kita bisa saling bercengkrama.

Aku hanya bisa berdoa dan berharap agar saat-saat kita bersama tak berlalu begitu saja.

Aku hanya bisa berdoa dan meminta kepadaNya agar pertemuan dan kebersamaan kita terus berlanjut sampai dengan akhir masa.

Aku hanya bisa berdoa semoga akulah wanita yang kamu inginkan untuk mendampingimu dalam setiap suka dan duka.

Aku hanya bisa berdoa semoga kamulah lelaki yang pertama dan terakhir yang akan meminta izin kepada ayahku dan menjadi halal untukku pada akhirnya.

Aku hanya bisa menunggu hingga Ia yang berhak atas segalanya mengabulkan segala doa.



Untukmu, aku masih sanggup untuk menunggu.
Bogor, 18 April 2014

Minggu, 06 April 2014

Aku Ingin Sendiri

Aku ingin sendiri, melangkah dengan pasti tanpa tahu apa yang nantinya akan terjadi.

Aku ingin sendiri, melupakan sekelumit kisah masa lalu yang masih sering membayangi.

Aku ingin sendiri, berusaha untuk menggapai mimpi yang baru saja aku niati.

Aku ingin sendiri, meniti masa depan dengan kesungguhan hati.

Aku ingin sendiri, meninggalkan segala kenangan yang pernah dilalui.

Aku ingin sendiri, menelusuri jalan dengan kakiku sendiri.

Aku ingin sendiri, tanpa kamu, dia atau siapapun yang tak dihalalkan untukku saat ini.

Aku ingin sendiri, dengan mereka yang terpenting dalam hidupku terkecuali.

Aku ingin sendiri, memperbaiki hati di jalan yang telah diridhoi.

Bogor, 6 April 2014

Kamis, 03 April 2014

Selamat Ulang Tahun, Ga.


Setelah dua hari yang lalu aku sempat menjadikan inspirasi sebagai bahan tulisanku. Hari ini kamu kembali menjadi inspirasi untuk sesuatu yang akan aku tulis.

Selamat ulang tahun.
Hanya itu sebenarnya yang ingin ku tuliskan. Rangkaian kata singkat dengan makna sederhana yang mengharuskanku berfikir lama untuk menuliskannya.

Aku tak menyiapkan surprise yang bisa membuatmu terpana. Tidak pula menyiapkan kue berlilinkan angka usia. Apalagi hadiah untuk kamu terima. Tunggu dulu, untuk hal ini sebenarnya aku sudah memikirkannya tapi entah mengapa aku mengurungkan niat itu, mungkin karena belum memiliki keberanian untuk memberikannya atau mungkin ada alasan lain yang tak bisa ku cerna dengan logika. Entahlah lupakan saja. Tapi yang pasti, aku punya untaian doa yang aku kirimkan untukmu melalui pemilik semesta. Tak perlu kusebutkan apa isinya. Kamu cukup tau saja.

Tak banyak yang akan aku tuliskan. Karna semakin banyak yang kutuliskan akan semakin banyak yang menyangka macam-macam. Walaupun sebenarnya tulisan sesingkat ini pun pasti tetap akan ada pikiran-pikiran dari mereka yang mencurigakan. Tapi akan kuhiraukan. Karena nyatanya ini hanya sebuah ucapan.

Sekali lagi, selamat ulang tahun. Semoga kamu selalu berbahagia.

Bogor, 03 April 2014

Selasa, 01 April 2014

Surat Untuk Mantan

Hai, bagaimana kabarmu ?

Sudah sekitar tiga tahun lebih kita saling bungkam. Saling berusaha melupakan tentang apa yang pernah kita perjuangkan. Bukan hanya itu, sepertinya kita pun berusaha untuk saling tidak mengenal satu sama lain. Memang seperti itu atau hanya perasaanku ? Entahlah. Setelah berpisah,  aku merasa kamu seperti orang yang mencoba untuk menghindariku dan memusuhiku. Aku tau betapa sakitnya kamu saat itu, tapi apa kamu tau bagaimana yang kurasakan setelah memutuskan untuk mengakhiri segala tentang kita ? Biar kuceritakan sedikit melalui surat ini.

Dulu, saat aku dan kamu masih bergabung dalam kita, begitu banyak yang tak menginginkan hal itu tercipta. Teman-temanmu, teman-temanku, bahkan mereka yang tak mengenal salah satu dari kita atau malah tak mengenal aku dan kamu juga tak menginginkan hubungan yang terjadi diantara kita. Namun, di tanggal 29 November 2009 semua yang dikatakan mereka sama-sama kita abaikan. Kita berjuang untuk tetap bertahan dan saling menguatkan.

Setelah tiga bulan berlalu, salah satu dari kita mulai diselimuti ragu. Aku. Ya, aku mulai tak bisa bertahan di atas ketidaksukaan mereka. Aku mulai lelah untuk saling menguatkan, aku lelah untuk bertahan. Hingga akhirnya kau pun menyerah. Akhirnya kita berpisah. Tak ada lagi aku, tak ada lagi kamu, dan tak ada lagi kita.

Waktu terus berputar, hingga membuat aku sadar. Perpisahaan saat itu membuatku diselimuti perasaan menyesal tak karuan. Membuatku terus-menerus menyalahkan diri sendiri. Aku hampir merasa depresi. Beruntunglah aku tak selemah itu. Waktu yang berlalu tetap tak membuat penyesalanku hilang begitu saja untukmu. Sampai dengan detik ini pun, penyesalan itu masih mengerumuni ruang pikiran. Apa kamu tau itu ? Sudah jelas jawabannya pasti tidak.

Begitulah perasaanku setelah memutuskan untuk pergi darimu. Kesakitanku baru ada setelah kau telah benar-benar membuat aku tak pernah ada. Penyesalanku semakin menggila ketika segala tentang kita yang pernah ada sudah kamu lupakan semua.

Hanya itu yang ingin kutuliskan dalam surat ini. Kamu membacanya atau tidak, buatku taka apa-apa. Aku meminta maaf atas segala yang pernah kuperbuat, atas segala rasa yang pernah ada, dan atas segala luka yang tercipta. Jika ungkapan mantan terindah memang ada, mungkin kamulah yang akan aku nobatkan sebagai pemiliknya. Terimakasih atas segala kenangan yang tercipta. Terimakasih telah membuatku sadar dan berbalut perasaan menyesal. Semoga kamu tetap bahagia dengan kehidupanmu yang tak ada lagi aku di dalamnya.


Dari aku, yang pernah begitu mencintaimu.


*Tulisan ini diikutsertakan untuk lomba #suratuntukruth novel Bernard Batubara*