Teruntuk adik lelakiku,
Dulu kamu hanyalah anak laki-laki kecil yang begitu cengeng, yang sering sekali pulang cepat diantar oleh wali kelasmu saat duduk di bangku taman kanak-kanak. Kamu memang tak pernah membuat masalah, tapi mengapa kamu dulu bisa secengeng itu ? Kamu pun memiliki teman dekat yang selalu ada di sampingmu. Berangkat dan pulang bersama. Tak kan ada anak-anak nakal yang berani mengganggumu saat itu.
Di bangku sekolah kamu hanyalah murid dengan kepintaran rata-rata. Ingatkah bagaimana kamu merengek meminta kakakmu mengerjakan setiap pekerjaan rumahmu ? Jika aku tak mau pastilah aku yang terkena ceramah oleh mamah. Ah kamu itu memang benar-benar anak bungsu.
Ingatkah kamu saat mamah mencarikan guru mengaji yang bisa dipanggil ke rumah ? Kita berdua sama-sama tak mau menjadi anak yang mengaji pertama. Lalu saat guru mengaji itu mulai melakukan tes bacaan shalat kamu masih terbata-bata melafalkannya.Aku pun mengomelimu, bagaimana bisa bacaan yang umum saja tidak bisa.
Kamu selalu memintaku untuk mengajarimu semua mata pelajaran terutama matematika. Entah kenapa kamu harus membenci matematika seperti anak lainnya. Tetapi kamu pandai dalam menghafal dan mengarang cerita. Sedangkan aku, payah sekali dalam hal semacam itu.
Kini, semua sudah berubah. Kamu bukan lagi adik laki-lakiku yang cengeng tapi kamu tetap saja tidak mau mengalah. Kepintaranmu mungkin hanya dalam kisaran rata-rata, tapi kamu memiliki keberuntungan yang luar biasa. Jika dulu kamu begitu terbata-bata melafalkan hafalan shalat, kini kamu adalah adik laki-laki yang begitu berguna. Kamu melakukan mentoring sana-sini dan menjadi murabbi bagi adik-adik kelas di bawahmu. Tetaplah menjadi anak leki-laki yang shalih dan tetaplah sabar dalam menuntun kakak perempuanmu ini ke jalan yang diridhai illahi.
Kakak Peremuanmu Satu-satunya
#30HariMenulisSuratCinta Hari ke-4
Jadi Ka Agung gitu ya dulunya:D
BalasHapus