Sudah hampir pukul delapan malam. Kurang dari lima jam lagi hari ini akan berakhir. Namun aku belum mengirimkan sepatah kata pun di hari kelahiranmu. Maaf, ya. Bukannya aku lupa, aku hanya sengaja untuk pura-pura lupa. Tapi tetap saja seharian aku dibayangi oleh ucapan-ucapan yang ingin ku kirimkan. Meski mungkin nantinya ucapanku ini bukan ucapan yang begitu puitis, tapi dengan senang hati akan tetap ku tulis.
Selamat ulang tahun, kamu.
Dua-puluh-lima-tahun-mu ini semoga menjadi usia yang senantiasa membuatmu bahagia. Waktu yang kita punya sangat sedikit. Kita tahu persis bahwa pertemuan kita selalu dapat diukur dalam hitungan menit. Namun kali ini, meski tanpa temu, kue, lilin dan hadiah. Aku di sini dengan doa dan harapan agar kamu senantiasa diberikan kekuatan dalam menghadapi beban keseharian yang semakin hari semakin bertambah beratnya, diberikan kesehatan untuk terus membahagiakan ayah-ibu beserta saudaramu dan semoga saja termasuk aku, dilimpahkan rezeki yang halal untuk bisa mencukupi kebutuhanmu sendiri dan orang-orang lain di sekelilingmu yang tentu saja membutuhkan bantuanmu ini.
Tetaplah menjadi lelaki pembelajar, karna ilmu tak akan pernah selesai meski terus dikejar.
Tetaplah menjadi lelaki yang tak kenal lelah, karna yang kamu miliki sekarang tak lepas dari hasil jerih payah.
Tetaplah menjadi lelaki yang tak pernah menyerah, kamu boleh berkeluh kesah asal jangan membuatmu semudah itu menyerah karna kamu tak akan pernah tau apa kebaikan yang akan kamu dapat saat kamu menyerah.
Tetaplah menjadi lelaki yang rendah hati. Dagumu tidak boleh merendah tapi jangan pula sampai meninggi.
Tetaplah menjadi kamu. Kamu yang tetap menjadi dirimu sendiri, tapi jangan sampai tak mau mendengar kritik dari orang sekelilingmu.
Berbahagialah, karena akan selalu ada yang mencintai dan mendoakan segala yang baik untukmu.
Alif.
#30HariMenulisSuratCinta Hari ke-3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimaksih sudah bersedia membaca. Silahkan tulis kritik-saran-pujian-pertanyaan di kolom komentar :)