Hai, bagaimana kabarmu ?
Sudah sekitar tiga tahun lebih kita saling bungkam. Saling
berusaha melupakan tentang apa yang pernah kita perjuangkan. Bukan hanya itu,
sepertinya kita pun berusaha untuk saling tidak mengenal satu sama lain. Memang
seperti itu atau hanya perasaanku ? Entahlah. Setelah berpisah, aku merasa kamu seperti orang yang mencoba
untuk menghindariku dan memusuhiku. Aku tau betapa sakitnya kamu saat itu, tapi
apa kamu tau bagaimana yang kurasakan setelah memutuskan untuk mengakhiri
segala tentang kita ? Biar kuceritakan sedikit melalui surat ini.
Dulu, saat aku dan kamu masih bergabung dalam kita, begitu
banyak yang tak menginginkan hal itu tercipta. Teman-temanmu, teman-temanku,
bahkan mereka yang tak mengenal salah satu dari kita atau malah tak mengenal
aku dan kamu juga tak menginginkan hubungan yang terjadi diantara kita. Namun,
di tanggal 29 November 2009 semua yang dikatakan mereka sama-sama kita abaikan.
Kita berjuang untuk tetap bertahan dan saling menguatkan.
Setelah tiga bulan berlalu, salah satu dari kita mulai
diselimuti ragu. Aku. Ya, aku mulai tak bisa bertahan di atas ketidaksukaan
mereka. Aku mulai lelah untuk saling menguatkan, aku lelah untuk bertahan.
Hingga akhirnya kau pun menyerah. Akhirnya kita berpisah. Tak ada lagi aku, tak
ada lagi kamu, dan tak ada lagi kita.
Waktu terus berputar, hingga membuat aku sadar. Perpisahaan
saat itu membuatku diselimuti perasaan menyesal tak karuan. Membuatku
terus-menerus menyalahkan diri sendiri. Aku hampir merasa depresi. Beruntunglah
aku tak selemah itu. Waktu yang berlalu tetap tak membuat penyesalanku hilang
begitu saja untukmu. Sampai dengan detik ini pun, penyesalan itu masih
mengerumuni ruang pikiran. Apa kamu tau itu ? Sudah jelas jawabannya pasti
tidak.
Begitulah perasaanku setelah memutuskan untuk pergi darimu.
Kesakitanku baru ada setelah kau telah benar-benar membuat aku tak pernah ada.
Penyesalanku semakin menggila ketika segala tentang kita yang pernah ada sudah
kamu lupakan semua.
Hanya itu yang ingin kutuliskan dalam surat ini. Kamu
membacanya atau tidak, buatku taka apa-apa. Aku meminta maaf atas segala yang
pernah kuperbuat, atas segala rasa yang pernah ada, dan atas segala luka yang
tercipta. Jika ungkapan mantan terindah memang ada, mungkin kamulah yang akan
aku nobatkan sebagai pemiliknya. Terimakasih atas segala kenangan yang
tercipta. Terimakasih telah membuatku sadar dan berbalut perasaan menyesal.
Semoga kamu tetap bahagia dengan kehidupanmu yang tak ada lagi aku di dalamnya.
Dari aku, yang pernah begitu mencintaimu.
*Tulisan ini diikutsertakan untuk lomba #suratuntukruth novel Bernard Batubara*
penyesalan selalu datang belakangan. boleh menyesalinya, tapi jangan berlarut-larut.
BalasHapusdunia tetap berputar meskipun kamu sendiri.
masih banyak lelaki lain di luar sana. cuman kamunya aja yang terlalu menutup diri.
semangat !!
tetep berputar kok, aku tidak semenyedihkan itu hehe
HapusAw..aw.. Ciee.. Haaha.. Lihatin ke mantannya gih. :p
BalasHapusPenyesalan emang datang belakangan, tapi mungkin itu keputusan yg tepat. Kita gak tau apa yg akan terjadi kalo saat itu tetap di teruskan. :)
Gutlak yah.. Semoga menang Lombanya. 'O')9
haaah diliatin ? aduh belum punya cukup keberanian :D
Hapusiya bener banget :')
cup cup cup... *tepuk-tepuk pundak*
BalasHapusPenyesalan selalu dateng belakangan. Tapi emang kalo ngejalanin hubungan yang gak disukai sama orang sekitar itu sering bikin stres sendiri. Gara-gara tiap ketemu orang pasti direcokin tentang hal itu.
Semangat! Semoga menang lombanya :D
aaaaaahh iya bener bangeeeet, selalu direcokinnn -___-
Hapusinilah yang dinamakan mesti galau demi sebuah lomba. haha
BalasHapusharus rela galau, nginget2 mantan, lama2 nanti ngajak balikan dan dianya nggak mau soalnya udah punya pacar, 3 lagi pacarnya. mhahaha
semoga ajah mantannya baca. :)
sebenernya udah ngerasa ini lama, cuma nulisnya nunggu moment yg tepat. ya kayak ajang lomba ini :p
Hapushaha gak sampe nekat ngajak balikan juga XD
Plis banget. Mantan lo harus baca ini. Siapa mantan lo? Twitternya apa? biar bang edot atau rangers lain yang bilang ke dia. Jangan gue. Takut.
BalasHapusTerlihat kata demi kata lo menghayati banget tulisannya. Sekarang gue percaya, ketika manusia sedang menulis dengan dipenuhi oleh kegalauan. Ia aka menjadi sosok yang sempurna. Iya, seperti tulisan lo ini. Tutur katanya epik banget.
HAHA dia gak aktif twitter.
Hapussosok yang sempurna ? oh god :o
bagus banget suratnya. gue juga ikutan even menulis #suratuntukmantan ini.
BalasHapussemoga saja mantan kamu baca deh. terutama dia harus baca yang bagian ini "Jika ungkapan mantan terindah memang ada, mungkin kamulah yang akan aku nobatkan sebagai pemiliknya." pasti dia akan langsung tersentuh.
waaaa gak berharap dia baca sihh, bisa nulis gini aja udah lega :'D
Hapuscie...cie... surat untuk mantan nih...
BalasHapussiapa tuh?? sekarang yang baru juga namanya siapa??ehemm....
belum ada yg baru, btw huehehe
Hapusbahasanya dalem banget deh..
BalasHapuspemilihan katanya keren, kalo ngomongin mantan emang kadang seseorang bisa berubah begitu melankolis dan mendayu-dayu hehe
moga menang ya :D
wihhhh terimakasih..
Hapuswhihi sedikit menyedihkan memang :')
BalasHapusgue suka bgt tulisan yg kayak kayak gini. bagus :) ge tau nih lombanya. moga menang deh
BalasHapuswihii terimakasih ya kaka. Tapi sejujurnya agak ga pede sama tulisan tipe galau gini :|
HapusPenyesalan itu emang selalu terlambat datangnya. Kalau gak terlambat, yaa bukan penyesalan namanya. Tapi emang udah niat :v wkwk *apasih*
BalasHapusKata-katanyaaa~ NYESSS banget. Aaa... Semoga menang lombanya ya kak :D
Mantan mah kadang kayak tai lalat, emang sih dia bagian dari kita, tapi kan gak penting2 amat. Keren, aku juga ikutan lomba bikin surat untuk mantan hehehe:D
BalasHapus