Sebelum memulai menulis untuk pertama kalinya di tahun 2016, saya ingin mengucapkan Happy New Year! Walau masih gak paham sebenarnya apa yang harus diselamatkan.
Tahun baru untuk saya merupakan umur baru, berhubung jarak bertambahnya angka usia berdekatan dengan tanggal awal sebuah tahun dimulai. Tepat pada tanggal empat usia saya menjangkau angka 22. Tapi entah saya masih berasa bocah, untuk usia yang seharusnya sudah berpikir ya anggap saja fase pendewasaan saya malah masih bertingkah seenak jidat, semaunya--tapi masih dalam batas yang saya anut.
Happy 22~
Gak happy-happy banget sih sebenarnya cuma ya udah gitu aja. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang selalu berharap akan ucapan, surprise atau hadiah-hadiah. Tahun ini saya lebih ingin menembunyikannya dari publik. Seperti notification birthday facebook yang saya nonaktifkan, bertingkah seperti biasanya tanpa berharap apa-apa. Tapi tetap saja ada aja yang memang benar-benar mengingat tanpa adanya pengingat.
Malam ditanggl 3 Januari saya memang sudah ada janji dengan adik-tingkat-yang-udah-kayak-teman-dekat saya untuk jalan. Sebenernya karna saya yang ngidam marugame udon juga sih, kebetulan udah ada di bogor jadi ngajak dia. haha. Jadi sekitar ba'da shalat isya saya berangkat. Sesampainya di sana dan makan tiba-tiba keresean dia kambuh. Dia menunjukan tiket nonton jam 21.30. Gilak. Itu hari minggu dan besok senin, tapi mau nolak juga susah kalau anak satu ini yang minta. Akhirnya yaudah nonton dengan kondisi di bioskop yang penontonnya gak nyampe 10 orang. Kebetulan saya bukan tipe orang yang ribet kalo diajak jalan, asal udah izin. Pulang malem gak diomelin ? Engga. Paling didiemin. Keluar rumah tanggal 3, sampai rumah tanggal 4. Oh thanks, ya. Makasih juga kadonya. Walau emang buka bungkusnya harus menyita waktu seperti biasa.
Ucapan pertama ? Ada, pas tanggal 3 malam waktu indonesia bagian tengah karna dia memang tinggal di bagian sana. Katanya biar duluan. Doa paling bikin mesem-mesem sendiri juga berasal dari orang yang jauh di sana tapi bukan pengucap pertama, katanya "Doanya semoga gak ada yang ngelamar dulu" haha kayak yang kalau ngelamar bakal diterima aja *melet*. Bukan pacar ya tapi. Saya gak punya pacar tapi kalau cowok banyak *nyengir* Ada juga doa dari kakak tingkat "Semoga gak lagi jadi jomblo terikat" oke yang ini menyebalkan, yang mengucapkan sepertinya tidak berkaca *kasih kaca*.Ya berbagai macam ucapan dan doa dari teman-kakak-adik-mantan-gebetan(apeu) yang tak bisa dipaparkan saya haturkan terima kasih.
Harapan ?
Kebetulan tahun ini saya sama sekali belum membuat resolusi atau rencana-rencana yang ingin dicapai. Jangan tanya "Kapan nikah?" masih 22 masih kecil, mengurus diri sendiri saja belum benar bagaimana mengurus suami nanti. Lagipula targetnya bukan di angka 22-an :))) Saya malah berharap adik saya lulus tahun ini dan nikah duluan, karna memang secara batin dia sudah siap. Makanya nyuruh kakaknya nikah muluk.
Kuliah yang sedang dijalankan semoga lancar, gak cuma belajar pas mau ujian doang. Dari dulu niatnya gini terus tapi teteup.
Traveling ? Ndak kepikiran, karna di Bogor aja masih nyasar. Nanti aja travelingnya sama kamu, iya kamu *senyum*
Kerjaannya berharap selalu dilancarkan dan gaji ada kenaikan :p
Maunya perbanyak baca buku dan menulis (lagi) semoga gak cuma wacana. Kasian blog sudah lama tak ada yang mengisi, layaknya hati. ~~~
Ya...saya hanya berharap untuk jadi yang lebih baik lagi dari yang sebelumnya, Udah. Baiknya kayak apa ? ya kalau bisa sih yang jahatnya jadi baik, yang buruknya jadi bagus. Semoga.
Terima kasih untuk orang tua yang selalu ada selama dua-dua.
Untuk keluarga yang selalu menjadi motivasi.
Untuk sahabat yang tak pernah merasa penat akan berbagai macam jenis curhat.
Untuk teman-teman yang selalu menciptakan keceriaan.
Untuk para gebetan *plak*, untuk kalian yang menyampaikan harapan baiknya kepada saya, lebih baik beralih berharap kepada pemilik semesta alam, yang bisa membolak-balikan isi hati. *Ini serius* Saya gak mau dibilang pemberi harapan. Karna bagi saya sekarang, semuanya hanya teman. Oke *senyum* *cheers*
Untuk kamu, iya kamu, aku masih setia menunggu. *senyumlagi* *senyumngarep*
Sekian curhatan saya tentang dua-dua yang biasa saja.
Maafkan kalau tulisannya banyak yang salah atau tidak sesuai kaidah karna sejujurnya sudah lama sekali saya tidak menulis.
With Love,
Alif N.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimaksih sudah bersedia membaca. Silahkan tulis kritik-saran-pujian-pertanyaan di kolom komentar :)